***** KELAS KHUSUS, Absen #33 Part B. Leson From the Students (PeLajaran dari Murid-Murid)*****
QUOTE:

"Having career or being a housewife, a woman have to high educated because she gonna be a mother. CLever mothers wiLL deLiver cLever chiLdren."
~Dian Sastrowardoyo, Actrees, A Mother with one son~

"Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi ibu. Ibu-ibu cerdas akan menghasilkan anak- anak cerdas."
~Dian Sastrowardoyo. Aktis, bunda satu anak~

*****
Sabtu Pagi, 06:30 AM. UTAMI HARFAROSA DANURYA's home.
CERITA Dari TAMMY 

"Wakee uuupp.. SLeeping beauty! (Banguunn.. Putri Tidur!)" Seseorang menggungcang - guncang tubuh Lemasku yang masih mengantuk. Suara perempuan yang sudah jadi sahabatku sejak SD. "Mochi, kamu Lebih rajin dari yang pada pemiLiknya." Dia berkata pada kucing berbuLu Lebat di Lantai.

"Hmmm.." Aku menggeLiat, menarik seLimutku sampai ke dahi. Mochi si kucing mengeong manja.

"Bantuin gw pLease. Tammy ayo doongg. Urgent nih." Katanya dengan suara memeLas.

Perempuan itu duduk di tempat tidurku, aku mengoceh penuh protes seteLah meLirik jam di dinding. "Astaga, Siipuuutttt.. Ini masih jam enam pagi." Aku mengucek mata, dengan sayu menatap Tiara yang berkaos putih dan jeans hitam.

"Lo kan udah janji mau dandanin gw. Ini kencan resmi gw nih sama AKUA." Katanya bersemangat.

AKUA Lagi.. AKUA Lagi..

"So? (Jadi?)" Kataku bersender di kepaLa springbed.

"Hmmm.." Dia berpikir. "Bikin gw cantik.."

"Udah teLat sih. Siput gakbakaLan berubah jadi angsa cantik, dia kena kutukan SLeeping Beauty karna gangguhibernasi weekendnya (tidur panjang akhir pekannya.)" Kataku. "Emang janjiannya jam berapa?"

Tiara meLebarkan kedua teLapak tangannya membentuk angka sepuLuh.

"Uuuhh.. Lo pikiiirrr Lo mau dandan buat resepsi nikah? Ini kepagian. Mau ngabisin waktu buat nyasak rambut? Lo mau ngedate pake konde?"

"I just don't know what to do. (Gw cuma gaktau harus gimana.)" Tatapnya serius. "Mandi gih Lo. Bau tau." Ledeknya padaku.

Aku mengangkat tangan, mengendus badanku. "Dingiinn.. Nanti ah."  Aku menunjuk ke sofa, tempat beberapa tas kertas berLogo produk kecantikan baru dari kantorku. "Produk baru. Buat Launching buLan depan. Semuanya buat Lo." Kataku. KaLi ini Tiara semangat membuka paketnya.

"Eh, beberapa produknya gw kasihin buat murid gw boLeh kan?"

Aku mengangguk setuju, LaLu minum segeLas air putih diatas meja, "Yang dua anak fashion itu?"

"Hu'umh. Nana Chan sama TJ. Mereka bisa tau produk terbaru perusahaan Lo daripada seLuruh warga GL. Ini apa?" Tanyanya penasaran menunjukan sebuah botoL putih kebiruan.

"Itu miLkbath. Yang biasa dipake buat berendem di spa."

"KaLo gitu gw duLuan yaa yg mandi. Hehehe." Tiara bangkit dari sofa menuju kamarmandi. Aku gakmemperLakukan dia seperti tamu, dia jg udah tau dimana handuk yang biasa dia pakai setiap menginap disini berada.

"Mandi Lagi?" Aku heran sama keLakuan anak yang satu ini. Sadar bakaLan dicuekin, mochi si kucing Lincah berLari keLuar kamar.

Hampir satu jam Tiara mandi, dia masih memakai baju handuknya dan boLak baLik ke kamar mengambiLbodycare saat aku menonton TV di sofa kamar. Asisten rumahtanggaku sudah membawakan beberapa potong roti dan susu untuk sarapan. SeLain itu ada makanan yang kubeLi sepuLang tugas dari Djogja, kue mochi ketan Lembut kesukaanku.

"Puuutt.. Lo ngeramasin rambutnya seheLai - seheLai yaa? Lambreta Ciiinntt.." Kataku setengah berteriak "Ada kue mochi jogja nih."

"Masa? Mochi Lo bawa ke Jogja?" Teriaknya dari kamarmandi.

"Ke Jogja? Dari Jogja.. Lo mau makan mochi? KaLo mau gw sisain." Kataku sambiL mengoper chaneL TV.

"Are you insane?!(Lo giLa ya?!)" Tiara keLuar dari kamarmandi dengan LiLitan handuk di kepaLanya, "Gw gakmau makan kucing!" Protesnya.

"Ya ampun! Makanya kaLo mandi tu air jangan dimasukin daLem kuping. Gw biLang kan kue mochi dari jogja, bukan mochi kucing gw. Hahaha." Aku  tertawa geLi meLihat ekspresi poLos Tiara yg kaget.

"Hahaha.." Dia tersenyum ceria meLihat nampan diatas meja. "Anak itu sekarang pasti Lagi makan PLanet cereaL." Katanya peLan. "Iihh.. Apa sih." LaLu dia menggeLengkan kepaLanya, seperti ingin mengeLuarkan sesuatu dari pikirannya.

Tiara mengambiL sesuatu dari tas yang ia bawa. "Taraaaa.." Dia mengeLuarkan sebuah gaun yang kami pakai sewaktu reuni SD. "Gimana?"

"Oh my God!" Aku menutup mata. "Lo mau jaLan jaLan ke SD pake baju begituan?"

"Iya.. Biar manis." Katanya.

"Ya Lo pikir pikir dong, Puutt.. Baju itu gak cocok. Lagi puLa haram hukumnya buat pake baju yg sama ke tempat yang sama." Kataku baweL.

"Abis gimana Lagi? Gw bingung. Hmm.. KaLo ini?" Dia mengeLuarkan baju Lain dari tasnya.

"Bad idea.. (Ide buruk..)"

"Terus gimana dong? Aahh.. Harusnya tadi maLam gw send picture ke Lo, jadi Lo bisa miLihin gw." SesaLnya.

"Pake T-Shirt yang tadi aja sih. CasuaL. PLus jeans. That's Looks much better. (Sederhana. Ditambah jeans. Itu keLiatan jauh Lebih baik.)" Kataku mengambiL susu.

"Kaos putih pLus jeans item? Gak kaya SPG (SaLes Promotion GirL)?" Dia memeLuk dress Lain yang ia ambiL tadi.

"Ya terus KaLo Lo berpikir itu kaya SPG ngapain tadi Lo kesini pake baju itu? Just be yourseLfLah.. Lemme' ask U, U never expect he'LL be in Love with another you, right? (Jadi diri Lo sendiri ajaLah. Sini gw tanya, Lo gak pernah mengharapkan dia bakaLan jatuh cinta sama diri Lo yang Lain kan, iya kan?"

Tiara menatap kaca. LaLu beraLih menatap gw. "SeriousLy? (Seriusan?)"

Aku mendekat memegang bahu Tiara, aku  meLihat bayangan kami dicermin. "DefiniteLy! (Pasti!)." Kataku mantap. "Anyway.. Buat makeover hari ini gak gratis Lho."

"Oohh.. Come oonnn, Thamkeeyy.." Rujuknya. Tiara pasti tau atas waktu tidurku yang dia ambiL paksa dia harus mau ketemu sepupuku, UnyiL.

"KaLo gak mau yaudah." Kataku memainkan remote dengan santai.

Tiara teLah memakai seLuruh pakaiannya, dia mematut diri di cermin. "Uuhh.. Iya.. Iya.. Cuma ketemu terus kenaLan? Udah kan?"

Gue tersenyum penuh arti menatap sahabat gue, Tiara. Tiara yang sejak AKUAnya datang jadi gakseperti Tiara yang semestinya.

*****
QUOTE:

"No one person and anything can make U happy if U refuse to be happy. Just Move On!"

"Tidak ada siapa pun dan apa pun bisa membuatmu berbahagia jika engkau menoLak untuk berbahagia. Ayo jaLan terus!" ~Mario Teguh, Motivator~

*****
Sabtu pagi, 10.30 AM SekoLah Lama.
SD Negeri 04 pagi dan SD Negeri 01 Pagi.

CERITA Dari AKUA

"Kamu inget gak? Waktu itu kan kamu sering duduk disitu sambiL minum AKUA geLas. Begini nih." Gadis itu menirukan gaya LeLaki keciL yang Lebih dari sepuLuh tahun LaLu sering ia temui.

Namanya Tiara, dan dia itu waLi keLas adek gw, Rio. Gimana bisa dia ingat haL - haL keciL yang bahkan gw sendiri aja Lupa. Pasti ada sesuatu.

"Hahaha.." RefLek gw tertawa meLihat tingkah anehnya.

Iya, ini gw, Raden Pratama GiLang a.k.a Egi. Tau gw kan? Kakaknya Raden Cahyo Prabu a.k.a Rio, murid Tiara, cewek berkaos putih yang saat ini ada di sebrang tempat gw duduk. Entah kenapa dia sering manggiL gw AKUA. Duh.. Emangnya gw mineraL kemasan apa?! KonyoL banget ni cewek. Tapi tingkah Lucunya bikin gw semangat. Yeah.. Gw tau Rio gaksuka kaLo gw antar jemput, tapi apa Lagi aLasan Logis biar gw bisa ketemu sama waLikeLasnya yang.. Ehhmm..

"Manis banget Lho!" Sekarang dia menyodorkan saLah satu guLaLi yang terbungkus peLastik transparan berkaret geLang meLaLui jeruji pembatas antara SD gw di 04 dan SD Tiara di 01.

"Emang aku harus duduk disini ya?" Tatap gw pada Tiara, jeruji pagar takbisa menutupi pipinya yang tiba tiba merona..

"Yaa nggak juga sih." Katanya saLah tingkah sewaktu matanya mendapati tatapan gw. "Itu kan cuma biar Egi inget kaLo duLu tuh Egi pernah duduk disitu waktu setinggi ini." Tiara mengangkat teLapak tangannya beberapa puLuh centi dari Lantai.

"Terus? Sekarang gimana?" Tanya gw memasang muka serius.

"Apanya yang gimana?" Tiara bertanya baLik.

"Your oppinion about me. (Pendapat kamu tentang aku.)"

"Let me think (Biar aku pikir)." Tiara menempeLkan teLunjuk di dagunya.

"Sejak kapan orang mikir megangnya dagu?" Ledek gw.

"Ahaha.." Tiara tertawa. "Diem duLu sih, kan Lagi mikir."

"Oke.. Oke.. DaLam tiga kata."

Tiara menatap gw, LaLu menunduk ketika gw memandang baLik. "CooL.."

"Apaan tuhh cooL? Dingin??" Ledek gw.

"Aaa.. Bukaaann.." Suaranya, "Keren! Baca kamus dong, masa kaLah sama Rio sih."

"Yang kedua?"

"Nice.. (Baik..)" Katanya.

"The Last one? (Yang terakhir?)"

Tiara tersenyum ditahan.. "Itu masih rahasia.."

"Eh, kok gitu? Ah, gakseru."

"Abisnyaa.." Tiara tersenyum Lagi, entah apa yang dipikirkan. "Yang itu beLum bisa dikasihtau sekarang." CeLotehnya. Tiara LaLu mengemut guLaLi bunga yang kini sudah berbentuk Lain.

Sebuah nada dering terdengar dari saku gw. Gw meLihatnya. Disaat weekend, gw harus ngurus kerjaan.

"Tiara. SebeLum aku antar puLang kita mampir ke Caffe Orange duLu ya. I have to meet my friend (Aku harus ketemu teman), ada dokumen yang harus diambiL. Is it ok? (Gapapa kan?)"

Tiara mengangguk. "Tapi aku gak ikut nemenin gapapa kan? MaLu ah." Katanya.

"Terus gimana?"

"Aku jaLan jaLan aja keLiLing maLL. KaLo udah mau puLang ketemu di tempat maket aja."

"DeaL." Gw setuju atas usuL Tiara. 

*****
QUOTE:

"When one door of happiness is closed, another door opens. Only too often we stare so long at the closed door that did not look that has opened for us " ~Helen Keller, Writer~ 

”Saat salah satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka. Hanya sering kali kita terpaku begitu lama pada pintu yang tertutup sehingga tak melihat yang telah terbuka untuk kita” ~Helen Keller, PenuLis~

*****
Siang hari. Di jaLan. Back to MUTIARA SANDRINAKIANO

Gw berada di daLam mobiL AKUA yang meLaju meninggaLkan maLL. Di kursi beLakang ada setumpuk dokumen dan beberapa guLungan kertas tebaL yang tadi AKUA terima dari temannya. Handphone gw kembaLi bergetar untuk kesekian kaLinya. Gw menatap Layar, banyak panggiLan takterjawab dari Tirta.

Huh, kaLo tau gini sih gw matiin aja dari tadi. Anak itu gakbisa yaa kaLo sehari aja gak ganggu gw?! Uuhh..

"Kenapa? Kok kayanya daritadi mandangin HP terus?" Egi bertanya.

"Gapapa. Ada teLpon."

"Kok gak di angkat?" AKUA bertanya dari baLik kemudi.

"Nomornya aneh. MaLes ah." Kata gw.

Iyaa.. Yang aneh itu justru orang yang punya tu nomor handphone.

Beberapa saat kemudian gw penasaran, akhirnya gw menyingkirkan kemaLasan gw untuk membaca beLasan sms dari nomor yang sama.

From: T for 'Tengil'!
Message:
Jadi gak sih?

Jadi? Emangnya jadi ngapain? => *Lupa sebeLumnya udah janjian ama Tirta*

"Ya'Ampun!!" Gw baru inget. Gw kan udah janji mau nemenin TengiL ke rumah kakaknya.

"Kenapa Tiara?" Egi menatap gw.

"Ehm.. Bisa kita putar baLik. Ada yang harus aku seLesaikan di GL."

"On weekend? (Di akhir pekan?)" Egi tampak curiga.

"Ya." Gw menunduk menghindari matanya.

MobiL memutar baLik ke arah GL. Sesampainya disana gw turun buru-buru. Jam 12.30, berarti TengiL udah nunggu dua jam Lebih. Egi menawarkan diri untuk menunggu, tapi gw menoLak dengan aLasan keperLuan ini bakaLan Lama, jadi Egi puLang duLuan. Gw masuk ke daLam GL. Pak Budi senyum sang security heran dengan kedatangan gw yang tergesa - gesa. Tanpa menghiraukan siapapun gw berLari dari satu tempat ke tempat Lain di sekitar GL mencari Tirta. Akhirnya gw dapati Ia sedang bermain basket di atap.

"Don't U feeL too hot to pLayin' basketbaLL here? It's midday. (Lo gak ngerasa disini terLaLu panas buat main basket? Ini kan siang boLong.)" Tanya gw mencoba mencairkan suasana. Tapi Tirta cuek. "ShaLL we go now?(Kita pergi sekarang?)" Gw maLu.

"Baru aja gw bataLin janji sama kakak gw. Lo seharusnya gakbikin dua janji di hari yang sama. Have a date with your obsesion object Looks interesting. (Kencan sama objek obsesi Lo itu keLiatannya menarik)." Dia menatap jaLanan, pasti tadi Tirta Liat mobiL AKUA karna dari sini bagian Luar GL pun bisa terLihat.

"Ta, gw tau gw saLah. Gw bener - bener Lupaaa.."

"Apasih omongan gw yang Lo ingat?" Kata Tirta dingin, "Oh.. WeLL.. I shouLd know that He's more important than me. (Harusnya gw tau kLo dy Lebih penting dari gw). Tapi setidaknya Lo kan bisa bataLin janji sama gw."

"Then Let's go.. (Makanya ayoo..)."

Tirta mengheLa napas. "I'LL take you home. (Gw bakaL nganterin Lo puLang.)"

"Tapii.. Tapii.."

Tirta takberkeLakuan seperti biasanya, kaLi ini sepanjang jaLan puLang dia diam. Yah.. Gw tau gw saLah. Gw meLirik tas gw, ada sesuatu yang gw beLi untuk Tirta sewaktu tadi gw nunggu Egi. Aahh.. Waktunya gaktepat untuk ngasih ini sekarang. 

*****
QUOTE:
" Think before determining a statute, set strategy before attacking, and musyawarahkan before stepping forward." ~Imam Shafi'i~ 

"Berpikirlah sebelum menentukan suatu ketetapan, atur strategi sebelum menyerang, dan musyawarahkan terlebih dahulu sebelum melangkah maju kedepan." ~Imam Syafi'i~

*****
RABU. MEJA PIKET GREEN LEAF INT' SCHOOL.

Gw menimang - nimang sebuah bungkusan pLastik berwarna biru di tangan gw.

"Dor!" AureL mengagetkan gw dari beLakang.

"GaLau terdeteksi!" Tania meLedek. Gw menyembunyikan bungkusan biru itu kembaLi ke daLam tas. Di tangannya ada setumpuk seLebaran acara 'HELPER HANDS' yang teLah dibagikan sebagian.

"Surat cinta yaa, Miss?" Goda Ayu.

"Aahh.. Bukaaann.. Enak aja." Gw tersenyum maLu. "Just something that I don't have a brave to give. (Cuma sesuatu yang Saya gakberani untuk kasih.)" Gw teringat Tirta yang masih dingin. Udah beberapa hari dia jadi cuek.

"Kenapa gak di posin aja?" Ayu memberi ide.

"Atau titipin ke temennya, Miss." Lanjut AureL.

"Tapi kan kaLo dikasihin Langsung Lebih bagus." Tania beda pendapat.

Aahhh.. Gw makin bingung harus gimana.

Tiba-tiba Lady datang. "Pinjem hape dong." Dia menengadahkan tangan.

"HP gw rusak." Kata AureL.

"Punyaku dikeLas" jawab Ayu.

Tania meminjamkan HPnya, tp Lady menoLak. "Yang ini kameranya Lecet." Dia mengembaLikan HP ke tangan Tania.

"Orang kebanting pas gw Latihan Tae Kwon Do. Yaudah kaLo gakmau." Tania manyun, temannya yang Lain tertawa geLi.

"Yaudah nih." Gw meminjamkan HP gw pada Lady, dia memastikan kameranya berfungsi baik. "Sebentar yaa,Miss." Lady berLari ke arah Lain.

Gw masih mengobroL dengan murid- murid gw tentang persiapan acara kami di depan meja piket. Sayup gw dengar Lady berkata akan mengirim foto seseorang seteLah dia proses. Suara bass (tipe suara LeLaki) yang famiLiar. Lady LaLu mengembaLikan HP gw dengan serentetan pesan.

"Thankyou very much, Miss. Tapi fotonya jangan dihapus yaa duLu. Tadi HP saya Lowbat, itu mau saya proses. Besok saya bLuetooh ya fotonya. PLeasee.. Jangan dihapus." Pintanya dengan tangan di depan wajahnya.

Murid gw yang Lain mengintip ke Layar HP.

"Mr. Tirta?" Kata Ayu.

Lady mengangguk pada ketiga temannya. "Gara - gara desain brosur buatan gw dan Trio Gamers, Mr. Tirta  biLang dia minta difotoin. Sama mau tau tehnik pengambiLan gambar dan contoh editan photoshop karya gw sendiri dari fotonya."

Tania menunjuk suatu tempat, Tirta datang menenteng jas hitam.

"Mr. Tirta. Tumben bawa - bawa jas." Tania menyapa.

"Punya Mr. Rendra nih. KetinggaLan mau Saya kasihin ke depan." Katanya menunjuk Rendra yang sedang mengobroL dengan beberapa guru buLe, Rendra hari ini ada keperLuan di Luar GL.

"Jarang bisa Liat Mr. Tirta pake baju resmi." Kata Ayu

"Pake.. Pakee.. Pakee.." AureL berkata seperti menyemangati atLet di kejuaraan.

"Nah, kaLo begini Saya ganteng kan?" Tirta memakai jas Rendra dan bergaya membuat yang Lain tertawa.

Dasar narsis..

Tirta berLaLu tanpa menyapa gw. PadahaL hari ini hari Rabu, kita piket bareng. Tapi dari tadi pagi Tirta maLah ngeseLin begini. Beberapa saat kemudian beL berbunyi. Murid - murid masuk ke keLas, Tirta kembaLi ke meja piket.

Gw memainkan handphone gw, akhirnya Tirta menegur dengan dingin.

"ToLong yaa, kaLo Lagi tugas gak usah sms an duLu sama gebetannya, Miss." Katanya ketus.

"Dih, siapa juga yang smsan." ELak gw. Emang gw gak Lagi smsan kok. Uuhh.. "Buat Lo." Gw mengambiL bungkusan biru dari daLam tas dan meLetakan diatas meja piket di hadapan Tirta.

Tirta baLik memandang gw, ia membuka bungkusan biru itu. DidaLamnya ada seLembar kertas bertuLiskan kata 'MAAF' dari gw. Tawanya meLedak seteLah ia mengambiL sesuatu disana.

"Ahahahaa.. Obat cacing?" Dia memboLak baLik sebuah botoL keciL berwarna orange.

"Gw beLi Sabtu kemarin. Ya abisnya, kaLo Lo makan banyak banget. Siapa tau cacingan." Ledek gw.

"Enak aja.. Bukannya Lo yang cacingan? Badannya kurus begitu." Dia baLas meLedek.

"Ih, apa sih. Sini kaLo gakmau." Gw mengambiL botoL keciL itu.

"Ahahaha.. Tuh kan, buktinya mau diambiL Lagi obat cacingnya. GakboLeh." Tirta menarik botoL itu. LaLu ia mengeLuarkan kotak Lain dari pLastik biru berisi sepasang saputangan.

"KaLo itu buat tanda terimakasih sering minjemin gw saputangan." JeLas gw. Tirta tersenyum - senyum sendiri.

"Wah, parah, disaat hang out sama objek obsesi Lo itu ternyata diri Lo maLah inget sama gw. Manis bangeett." Katanya narsis. "Thanks for care. (Terimakasih udah peduLi)" Tatapnya, gw saLah tingkah.

"Gak usah Ge'eR. Gw gakmau aja ketuLaran cacingan." ELak gw. Tirta tertawa geLi.

"BaikLahh.. KaLo gitu gw minum sekarang." Dia membuka kemasan obat cacing itu dan meminum beberapa butir obat seteLah membaca petunjuk penggunaan. "Cacingnya makin sehat, Bu Dokter." CeLotehnya seteLah minum obat cacing sambiL menepuk perutnya peLan.

Gw menatap Tirta yang aLisnya ikut meLengkung saat ia tertawa. "Kok gitu?"

"Kan abis dikasih obat. Hahahaha.." Tirta tertawa geLi.

-,-" Astagaaa.. Kenapa ada orang macam ini di pLanet bumi?!

*****
QUOTE:
"Many people fail in life because people do not realize how close they were to success when they gave up" ~Thomas Alva Edison~ 

”Banyak orang gagal dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah” ~Thomas Alva Edison, Penemu BoLa Lampu~

*****
JUMAT. 'HELPER HANDS' Even.

Beberapa hari kemudian. SepuLang sekoLah di hari Jumat, sesuai izin Pak Subroto akhirnya KeLas Khusus mengadakan acara khusus. Gw gaktau apa ini namanya? Unjuk keboLehan atau apa yaa?? Hehehe

Beberapa tempat teLah dipersiapkan rapi. Nana Chan, TJ, dan Paris membuka Make Up CLass kiLat di Lapanganindoor, dimana satu bagian dindingnya sangat menunjang karna dipenuhi kaca.

Di bagian kantin, Ray, Fajar, Tommy, membuka kursus masak kiLat. Menu simpLe untuk makan. Ray meperagakan cara memiLih bahan makanan yang baik,  memotong yang benar, dan segaLa seLuk beLuk memasak. Sementara itu ALfa menerangkan manfaat vitamin dan gizi bahan bahan tersebut.

Di tempat Lain Trio gamer, Okan, Kenzou, Krisna, Rio, dan AureL memberi konsuLtasi gratis tentang gadget dan mesin. PLus reparasi dan upgrade software gratis bagi beberapa orang yang dapat doorprize di stan mereka. Idedoorprize ini datang dari A Mei. Sementara Live music, MC dan susunan acara diatur oLeh team seksi acara, Tania, Desria, Joe, Charice, Ayu, Satria, dan yang Lain. Dengan Lady dan Ganesha sebagai fotografer. Semua tampak bersemangat dan handaL di bidang mereka masing - masing.

"Miss Diana dan Mrs.ELy ikut Make Up CLass yaa?" Goda gw mendekati mereka yang daritadi fokus memperhatikan TJ memoLes make up pada seorang siswi pemenang door prize. "Terbukti kan kaLo Anak - anak XII IPS 3 itu hebat - hebat." Kata gw bangga. Miss Diana hanya tersenyum kecut sementara Mrs.ELy menanggapi gw dengan ekspresi yang takbisa dijeLaskan. "Oh iyaa, di kantin masih ada demo masak praktis Lho. Mau coba nasi goreng bikinan Ray? Yummyyy.. Kita duLuan yaa." Gw berLaLu menuju kantin bersama ALexa.

"SKAK MAT! Hehehe.." ALexa memberikan angka Lima dengan tangannya, LaLu gw tepuk sebagai tanda toast.

"Good job. I Like it!" Kata Rendra menirukan gaya Rianti Cartwright. "Dengan ini gw bakaLan minta bokap gw buat meniadakan KeLas Khusus tahun ajaran seLanjutnya." Katanya senang.

"And the winner goes to number 155. Give apLause for our guess cheff.. (Dan pemenangnya jatuh pada nomor 155. Beri tepuktangan untuk koki tamu kita..)" Suara Fajar membahana disusuL dengan tepuk tangan meriah.

Pak Simon maju ke depan kantin dengan meLambaikan kertas doorprize, ia beruntung menjadi koki tamu, membantu koki Ray dan memasak bagai bintang tamu acara memasak di TV.

"What?! TeLL me I'm not dreaming. (Kasihtau gw kaLo gw gak mimpi.)" Gw memastikan bahwa guess cheff itu benar - benar Mr. Simon sang Guru Sejarah gaLak. "Mr. Simon sama Tommy kan musuh bebuyutan."

"Yeah, ada kaLanya Tom dan Jerry akur kan?" Lexa ikut memandang ke meja demo di kantin, Mr. Simon tampak tertawa bersama anak - anak keLas khusus. "Gw kira Tirta yang bakaLan jadi guess cheff." kata Lexa. "Dia kan hobi makan."

"Tirta Lagi di bagian gadget and machine. Bawa HPnya yang Lama buat di jadiin modeL reparasi." JeLas Rendra.

"Biasa deh, cari yang gratisan." Ledek Lexa. Kami pun tertawa.

Beberapa jam kemudian acara seLesai. Anak - anak KeLas Khusus tampak Lega. Banyak orang yang bahkan meminta nomor teLepon mereka, terutama para murid perempuan yang memuji Nana Chan dan TJ. SeteLah acara seLesai dan merapikan peraLatan kami berkumpuL di keLas.

"GiLaaa.. Tangan gw penuh oLi. My Hana maLah makin kece mainan bedak." CeLetuk Krisna di akhir acara. Masih bersikukuh pada cintanya.

"Makaaannnn besar Lagiiii.." Ray membawa sekotak besar bronies kukus hangat dibantu Fajar.

"Jareee.. Sini gw bantu." Okan mendekati Fajar, berusaha  memeLuk Loyang brownies.

"Sepik aja Lo. BiLang aja mau kuenya. Woo.." Komentar Joe.

"Woooo.." Anak - anak yang Lain ikut menyoraki.

ALfa membagikan geLas pLastik, sementara Tommy 'Hamster' menuang minuman untuk semua orang di keLas.

"For our LoveLy teacher (Untuk guru kita yang tercinta), Miss Tiaraa.." Ray mengangkat geLasnya, diikuti dengan yang Lain.

Gw tersipu senang campur maLu. Ikut mengangkat geLas. "For our great taLent and friendship. (Untuk bakat dan persahabatan hebat kita.)"

"CHEEERRSSS.." Kami semua mengangkat geLas dengan ceria menutup acara.

*****
QUOTE:
"The first and worst of all frauds is self-deception." ~Philip James Bailey~ 

"Yang pertama dan terburuk dari semua penipuan adalah menipu diri sendiri." ~Philip James Bailey~ 

*****
SORE HARI. GREEN LEAF INT' HIGH SCHOOL

Siang hampir menjeLang sore, sekoLah sudah menyepi. Panas masih cukup terik. Gw seLesai merapikan peraLatan gw. Tangan kiri gw terkiLir sewaktu tadi membantu Nana Chan memindahkan meja ke tempat semuLa. Sakit bangeettt..

"CongratuLatioonn.. (SeLamaattt..)" Tirta mendekati gw. Dia meLihat gw memegang pergeLangan tangan kiri gw. Gw menyembunyikannya.

"Akhirnya misi kita berhasiL!!" Kata gw ceria.

"Kita?"

Gw mengangguk. "Siapa Lagi? Rendra, Lexa, Lo, gw. Bukannya kita mau gak ada diskriminasi Lagi terhadap murid?"

"Ahaha.." Tirta tertawa. "Seharusnya emang gakboLeh ada diskriminasi murid. Jadi, dendam Lo terbaLaskan dong?" Goda Tirta.

"Puas banget gw, Ta. MuLai sekarang gak ada Lagi yang berani ngatain murid perwaLian gw sebagai sampah."

"KaLo muridnya sampah, terus waLikeLasnya apa? Astronot bumi (pemuLung) yaa?" Ledeknya Lagi.

"TengiiiLL.. NyebeLiinn.." Gw manyun.

"PuLang?"

"YaiyaLah."

"Gw antar." Tirta membetuLkan jaket sportnya.

"Tapi Egi? Dia nawarin jemput." Gw memberi keterangan.

"BeLum dijawab kan?"

Gw refLek menggeLeng. Abis.. Rionya juga udah puLang, kan maLu kaLo ketauan waLikeLas di jemput waLimurid. ApaLagi kayaknya Miss ELyana masih di atas mamerin make over barunya sama beberapa guru yang beLum puLang.

"Good." Kata Tirta semangat. "So what are U waiting for? (Jadi Lo nunggu apa Lagi?)"

"Eh, tunggu bentar. Masih ada yg ketinggaLan di atas." Gw teringat kunci Loker gw yang ketinggaLan di ruang guru. Gw berjaLan santai menunju ruang guru.

Gw membuka inbox diponseL.

From: Little AKUA 
Message:
Rio said He gonna go home Late. I decided to pick him up at GL. (Rio biLang dia bakaLan puLang teLat. Aku udah memutuskan mau jemput di GL.)
Aku antar kamu puLang juga yaa?

*RepLy* 

To: Little AKUA 
Message:
Egi, terimakasih tawarannya. Tapi Rio udah pulang dari tadi. Agak gak enak jadinya kalo kita pulang sama-sama tanpa Rio. O:) MaLuu.. Hehe..

Gw beraLasan membaLas sms Egi. Benar dugaan gw, Gw meLihat Mrs. EL sedang mengeLus rambutnya di depan guru - guru Lain. SeteLah mengambiL kunci Loker gw yg tertinggaL, iseng gw meLirik ke arah haLaman depan GL. Seorang perempuan yang baru datang tampak menanyakan sesuatu pada security. Ah, gak keLiatan jeLas. Gw meLirik jam tangan, sudah jam Lima Lewat, apa mungkin ada tamu ke GL jam segini?

Gw turun dengan ceria. Menyusuri tangga, meLaLui Lorong, dan sampai di pintu kaca depan. Saat gw tiba mendadak keceriaan gw berubah.

"Indraaa.." Perempuan yang baru datang tadi berLari keciL menghampiri Tirta sambiL memanggiLnya dengan nama Tirta yang Lain. Gw mendekat dan berhenti di jarak yang cukup untuk mendengar percakapan mereka tanpa mereka ketahui.

"Hei?! Ngapain disini?!" Tirta tampak terkejut meLihat perempuan itu.

"FinaLLy I found U. Gocha! (Akhirnya aku menemukan kamu. Dapat!) Katanya memeLuk Lengan Tirta manja.

"Dasar.." Tirta mengacak - acak rambut perempuan itu.

Gw memperhatikan dari tempat gw. Perempuan itu cantik. Sangat cantik. Bajunya yang senada dengan Lipstick pink tampak serasi dengan kuLitnya yang putih dan rambutnya yang panjang. Tirta dan perempuan itu tampak akrab.

"How do U know I'm here? (Gimana kamu bisa tau aku disini?)" SeLidik Tirta.

"Rahasiaa.. Hahaha.. If I toLd U, U may run away as usuaLy. (KaLo aku biLang ke kamu, kamu mungkin bakaLan meLarikan diri seperti biasanya.)" Jawab perempuan itu ceria. Mereka berdua bercanda.

Rasanya udara makin panas. Sesak. Tiba - tiba mata gw berair.

Uuhh.. Lebay!! Kenapa sih gw?!

Gw menyusut air mata yang muLai turun dan berusaha menahan Laju jantung gw yang tiba - tiba bergerak gak karuan. Gw berjaLan cepat meLewati Tirta dan perempuan cantik itu.

"Tiara.." Tirta memanggiL, menyusuL gw. Gw gakpeduLi, berusaha Lewat secepat mungkin supaya Tirta gakmeLihat mata gw.

Kenapa sih tiba - tiba gw sakit mata begini??!!

"Heii.. Ada yang mau gw kenaLin." Tirta memegang pergeLangan tangan kanan gw. Tapi kenapa rasanya Lebih berat dari tangan kiri gw yang terkiLir??

"Gak usah, gw udah kenaL kok!" Gw menunduk. "Gak usah dikenaLin pun gw udah tau nama perempuan itu." Kata gw beraLasan.

"Masa? Kok gw gaktau? Tunggu sebentar, LagipuLa kan gw bakaLan nganterin Lo puLang." Tirta mengingatkan. "Tiaraa.." Tirta dengan suara tenangnya berusaha menyabarkan gw.

Oh, terus PACAR Lo gimana?!

Rutuk gw daLam hati.

"Gw..... PuLang bareng Egi." Kata gw berbohong berusaha menahan getaran aneh daLam perkataan gw.

BagusLah besok sabtu, jadi gw gak usah ketemu sama anak tengiL ini.

"Oh Egi?! FINE!!" Suara Tirta yang tenang seketika berubah. Dia meLepaskan tangan gw dan berbaLik pergi, kembaLi pada perempuan cantik tadi.

Dari jauh gw mendengar perempuan tadi bertanya pada Tirta, entah tentang apa tepatnya, LaLu dia memanggiL nama gw.

"Tiaraaa!!" Kata perempuan cantik itu mencoba menyusuL gw, tapi seteLah meLewati gerbang Luar GL gw berLari, gw gakmau tau. Seketika gw ingat kiriman bunga dan paket - paket dengan kartu berLogo matahari yang sering dikirim untuk 'Indra'. Pasti itu dari perempuan cantik tadi. Bener kan dia itu 'Mentari'?

Gw gakmood, dan gw mau puLang. Sebuah taksi biru meLintas, gw memberi Lambaian tangan dan segera masuk seteLah taksi berhenti.

"JaLan duLu aj, Pak." Pinta gw pada sang supir sebeLum ada yang bisa menyusuL gw.

Pokoknya gw mau puLang sekarang..

Sekarang juga sebeLum pipi gw semakin basah..

***** KELAS KHUSUS, Absen #33. To Be Continue *****

QUOTE :

"U want everything, but what U need actuaLy there in your heart."

"Kau menginginkan segala haL, tapi hal yang kau butuhkan sebenarnya sudah ada di hatimu.
~spongebob squarepants~

*****
Senin22:39 WIB. Sha-Ndya.

Yataaa!! Gw udah daftar sidang skripSWEET. \(n,n)/ *nari nari*
Terimakasih yaa buat semua teman - teman yang udah mensupport dan mendoakan gw.

Many things happen whiLe I take a break typing this story. => (Hayo, teman" pasti udah pinter buat ngerti tuLisan ini tanpa gw transLate, koreksi yaa kLo ada yg saLah.) :P

ApriL ini gw udah muLai ngajar Les Lagi. KLs 6 sama 3SMP mau UAN. Here we goo.. Start from now gw bakaLan makin Langsing gara - gara mikirin yg mau ujian. Bikin gw berpikir : "Biasanya gw having fun pas ngajar. Uuhh.. Dude, kLo jadi guru tanggungjawab moraLnya gede juga. WaLau gw 'cuma' guru Les tambahan, waLau yg Lebih profesionaL dan menghandLe utamanya adaLah guru sekoLahnya, tapi rasanya gw jadi ikut geregetan. Ada nyawa yg harus gw seLamatkan. Seems harder than being a power rangger."
*Banjir airmata, mikir uLang kaLo miLih jadi 'guru'*

Sekian curhat gw. Hehehe..

O:) ShaNdya 
*****

Comments (0)