"Got It! (Dapat!)" Tirta meninju peLan bahu Rendra. "Gw tau siapa peLakunya dan motif dia ngambiL buku piket." kata Tirta yakin.
***** KELAS KHUSUS, Absen #18 *****
02.19 PM. GREEN LEAF INT. SHS. MUTIARA SANDRINAKIANO.
BeL puLang sekoLah sudah berbunyi empat menit LaLu, sekarang meja piket sudah dipenuhi oLeh ratusan orang murid GL yang ingin cepat puLang. Tirta dengan santai duduk di bangku piket, memperhatikan satu persatu murid yang menggesek kartu di mesin absensi. Dari sini tanpa sengaja gw meLihat Friska masih Lesu, tapi disampingnya ada seseorang yang sedang berusaha menghiburnya.
"Anak ituu.." kata gw peLan.
Tirta menengok ke arah gw, LaLu mencari objek garis Lurus kemana tatapan gw terarah. Tirta membetuLkan posisi duduknya, tak menghiraukan siswi - siswi yang berLama-Lama absen di meja piket berebut perhatian Tirta.
"He so cutee.." bisik seorang siswi. Gw maLes tau siapa yg nyeLetuk, paLing-paLing ABG LabiL yang matanya minus parah yg biLang 'T'irta = 'T'ampan.
*masihgakmaumengakuiTIRTAemangTAMPAN* :p =>waLaupun gantengan RENDRA
"Ehm.. Cepetan dong absennya." kata siswi Lain. Perhatian gw teraLih. Jessica. Siswi sebeLumnya menyingkir, memberi kesempatan Jess absen puLang.
*Bip.. Bip.. Bip..*
Komputer mengeLuarkan suara peringatan sesaat seteLah Jess absen.
"Ohh.. GREAT! (HEBAT!) Disaat gw harus Les kenapa jadi begini?! What an unLucky day. (Betapa gak beruntungnya hari ini). " Jess tampak kesaL menatap tuLisan peringatan di Layar komputer berposisi miring 45derajat menghadap depan meja piket. Kini murid - murid Lain menatap komputer 1 dengan tatapan heran.
UNREAD!
(TIDAK TERBACA)
"Hi, Jess.." Sapa Tirta dengan suara semanis mungkin. "Wow, sound you got a probLem with your absent card. Okay.. Maybe you can sit there, we'LL heLp you soon. (Sepertinya kamu dapat masaLah dengan kartu absenmu. BaikLah.. Mungkin kamu bisa duduk disana, kita akan membantumu segera.)"
"But I have to go to my course. (Tapi aku harus pergi ke kursusku.)"
"No.. No.. No.. Stay there! (Tidak.. Tidak.. Tidak.. Tetap disana!" kata Tirta tegas.
Tirta mengkLik tanda merah di komputer dan sekarang komputer kembaLi normaL. Gw rasa, mungkin rabu depan ABG ABG fans Tirta bakaLan mematahkan kartu mereka biar disuruh nunggu perbaikan kartu disamping meja piket. *curiga*
Beberapa saat kemudian Friska mendekati Jess. "What happened? (Apa yang teLah terjadi?)" tanya Friska pada Jess.
"Just a dumb card. (Cuma kartu bodoh.)" rutuk Jess.
Kayaknya Jess Lebih pantas masuk KeLas Khusus daripada Fajar atau ALfa. NyebeLin!. Friska menatap Tirta sekiLas tapi Tirta takpeduLi sedikitpun.
*Bip.. Bip.. Bip..*
"Hey! My card too!! (Kartuku juga)." kata siswa berkacamata, anak yang tadi memberitahuku bahwa Jess pingsan.
"So, both of you stay here. (jadi, kaLian berdua tetap disini.)" kata Tirta.
"But me and Friska want to.. (Tapi aku dan Friska mau..)"
"It's okay, Ben. You can take me home next time. (Gak apa apa, Ben. Kamu bisa mengantarku puLang Lain kaLi.)" Friska menatap Ben. Ruben, nama yang kuLirik dari kartunya. LaLu dia menepuk bahu Jess dan meLenggang pergi. Ruben meLirik pasrah pada Friska dan berdiri kesaL disamping Jess.
SeLang beberapa menit Tirta mengajak Ruben dan Jess ke ruangan Rendra. Keduanya berpandangan bingung, tapi takbisa mengeLak.
*****
02:28 PM. RENDRA'S ROOM.
Gw menutup pindu geser ruangan Rendra yang bergaya Jepang.
"Sit down pLease. (SiLakan duduk)." kata Miss Lexa yang ternyata sudah ada di sana Lebih duLu. Ia duduk di bangku tamu Pak. Broto.
Ruang guru sudah muLai sepi, hanya ada beberapa guru yang sedang merapikan tas untuk bersiap puLang. Untungnya hari ini Mr. Subroto sedang ada keperLuan di Luar GL. Rendra menggeser satu bangku kesampingnya, untuk gw. :D *natap Rendra penuh maksud, hihi*. Dan parahnya, Tirta ikut - ikutan menggeser tempat duduknya diantara gw dan Sang Pangeran Tampan. -,-" *emosi*
Oke.. Harus profesionaL..
"Ehm.. Kartu absen kaLian saya jamin besok sudah normaL. Tapi, kaLian harus jawab pertanyaan kami dengan jujur." Kata Tirta tetap tenang. Sementara gw gugup, jadi narik satu kertas HVS kosong dari printer Rendra dan mencorat coret dengan gambar abstrak memakai pinsiL di meja Rendra.
"Dimana kaLian waktu istirahat pertama?" tanya Tirta to the point (Langsung ke inti).
"Saa.. Sayaaa.." Jess menunduk, menghindari tatapan Tirta. "Di UKS sama Miss ALexa."
"Kamu?" Tirta mengaLihkan tatapannya pada Ruben.
Ruben terdiam sejenak, "Saya kasih tau Miss Tiara, Jess pingsan."
"After that? (SeteLah itu?)"
"Eehhmm.." Ruben terdiam Lagi, menggosok hidungnya sebeLum menjawab. "Canteen ofcourse. (Kantin pastinya)."
"Jess tau gak ada siapa aja di UKS tadi?" tanya Lexa pada Jess.
"Miss Tiara, juga Fabian dan Eky." jawab Jess refLek.
"Eehh.." gw teringat sesuatu.
"Jess.. Did you reaLLy fainted? (Apa tadi kamu benar - benar pingsan?)." ALexa berkata Lembut pada Jess.
"IyaaLah, Miss." kata Jess ngotot.
"U're Lying. (kamu sedang bohong)." ceLetuk Lexa.
"Nggak kok!"
"Tapi kan, sewaktu kamu siuman pinsan, cuma ada saya, Eky dan Fabian di UKS. Miss Tiara sudah kembaLi ke meja piket. BeLiau cuma sebentar Lho di UKS, itu sebeLum kamu siuman. Mana bisa orang pingsan tau kejadian di sekitarnya seLama dia pingsan. So? (Jadi?)."
"I'm so sorry (maafkan saya)." kata Jess peLan. "Minggu LaLu, di jam peLajaran bioLogi, tanpa sengaja saya memecahkan geLas takar. Percobaan ingenhause saya gagaL, jadi Mr. Baha minta saya ganti uji coba. Saya disuruh membuat Laporan peneLitian enzim pertumbuhan tanaman sebagai pengganti niLai. DeadLine(batas akhir)nya hari ini. UnfortunateLLy, i haven't done the taks (sayangnya, saya beLum menyeLesaikan tugasnya). Saya terpaksa harus boLos supaya Laporan saya bisa saya serahkan di jadwaL seLanjutnya." Jess akhirnya mengaku saLah.
"And you? Why did you said Jess faint? (Dan kamu? kenapa kamu tadi biLang Jess pingsan?)"
"Yaa karna saya Liat Jess pingsan."
"Yaa.. And thanks you didn't teLL that i was pretending. (Terimaksaih kamu gakmemberitahu bahwa aku tadi Lagi berpura pura pingsan)."
"Okee.. Okee.. Stop main mainnya. Sekarang buku piket dimana, Ben?" kata Tirta dengan gaya khasnya : TENGIL.
"Maksud Mr apa?"
"Hari ini kaLian berdua tertangkap kamera CCTV meLakukan peLanggaran. Jessica sudah mengaku saLah, sekarang giLiran kamu mengaku."
"hahaha.." Ruben tertawa sinis menatap meja.
"Look at me (Lihat saya).." kata Tirta. Tapi Ruben menoLak.
"Beberapa hari LaLu, kamu buat peLanggaran juga kan. Seminggu sebeLum Miss Tiara datang, kamu kepergok Mrs. Mayang sedang merokok d Lingkungan GL. Ditambah Lagi, kita sempat adu argumen di Lapangan indoor. Jadi kamu pasti berpikir, kaLau buku Laporan piket kamu ambiL, gak akan ada bukti untuk membuat poin peLanggaran di rapor kan?"
"Tapi kan saya sudah dapat hukuman, saya sudah d skorsing seLama tiga hari. Buat apa saya ambiL buku itu?"
"Hahaha.. ALasannya bukan itu. Tapi Tirta kan target kamu?" Rendra angkat bicara. "Seminggu LaLu, sewaktu kejadian keributan, kamu biLang 'Liat aja nanti!' ke arah Tirta dengan kesaL. So.. It's the time. (Jadi, iniLah waktunya.). Dengan hiLangnya buku piket, kamu beranggapan, Tirta pasti disaLahkan karna kecerobohannya. Tapi kamu saLah.."
"SaLah?" Ruben menatap Rendra bingung.
"Yaa.. Saat itu Miss Tiara yang ada di meja piket. Jadi hiLangnya buku piket menjadi tanggungjawab beLiau. Bencimu membuat orang Lain yang kena dampaknya. Kamu puas sekarang?" kata Rendra.
"That's not the right reason. He's not just anoying, he's jerk!" Tatap Ruben sinis pada Tirta. "He made my precious Friska cried, and he don't feeL any regret. What kind of man! Huh!! (Itu bukan aLasan sebenarnya. Dia bukan cuma menyebaLkan, dia bajingan! Dia sudah membuat Friskaku tersayang menangis, dan dia gak sedikitpun ngerasa bersaLah.)"
"Hahahahahaha.. Lucuu.. Jadi gara - gara itu. Terus kaLau sekarang saya terima pernyataan cinta Friska gimana? Kamu senang?"
Hening..
"KaLaupun saya terima, kamu akan Lebih menyesaL, Ben. Yaahh.. Apapun aLasannya, yang pasti kamu sudah meLakukan peLanggaran."
Rendra mengeLuarkan sesuatu dari baLik mejanya. Buku bersampuL merah. BUKU PIKET! =>padahaL tadi so'so' nanya Ruben. -,-
Fhiiuuhh.. Gw seLamaattt.. Hehehehehe..
Aahhh.. My priiinnceeee... *mata berbinar*
"Yasudah.. Bukti sudah ada. Saksi sudah ada. Sekarang.. TinggaL tunggu pengakuanmu saja." Rendra mengusap usap buku piket di mejanya.
"Ben.." kata gw peLan. "For next time, try to be brave man. I know it's just your emotion. (Untuk seLanjutnya, cobaLah jadi pria pemberani. Saya tau, ini cuma karna kamu emosi.)"
"I'm so sorry. (Saya menyesaL. Saya minta maaf.)" katanya.
"Sekarang kaLian boLeh puLang. Anggap aja ini cuma hiburan." Tirta tampak serius.
"Thank you very much, Sir, Miss.." kata Jess dan Ruben. Keduanya bangkit dari 'kursi terdakwa', LaLu meLangkah keLuar ruangan Rendra.
Gw menyikut peLan perut Tirta. "Gak masuk poin peLanggaran?" kata gw sewot. "Seriusan? Aahh.. PadahaL udah pusing seharian."
"Emangnya semua peLanggaran harus berakhir dengan hukuman? Biarin aja sementara ini mereka mikir masing - masing, biar sadar. Yeeahh.. Kejadian hari ini Lumayan kan guys buat hiburan? Ahahaa.." Tirta meLirik Rendra dan Lexa, mencari persetujuan. Keduanya sibuk masing - masing, terutama Lexa yang mencomot kue cookies di meja Rendra.
"Bentaarr yaa.. KLo mau puLang pada duLuan aja. Pokoknya thanks for today." Tirta mengedipkan mata kanannya. Ia setengah berLari ke Luar, sayup - sayup gw dengar dia menyebutkan nama seseorang. "Heeii.. Wait.. Rubeenn! (Heeii.. Tunggu.. Rubeenn!)"
Mau apa Lagi c itu anak?
"Haahhh.. Jadi besok gw tinggaL santai deh. Case cLose (kasus ditutup.)" Lexa bangkit, membawa kue box Rendra. "Have nice day you guys. Gw puLang duLuan yaa." katanya ceria. Gw tersenyum meLambaikan tangan.
"Itu ketemu dimana?" tunjuk gw ke buku piket.
"Oh.. Mr. HRD yang nemuin." kata Rendra.
"Mr. HRD?" gw bingung. "bukannya 'HRD' kepercayaan Pak Broto itu Mrs. Rita yaa?"
"Hahaha.. Mr. HRD itu Pak HaR-Di-MAN, saLah satu office boy GL." Rendra mengambiL kertas yg tadi gw corat coret, gantian dia menuLis sesuatu di sana.
HaR-Di-MAN
Dia menuLis huruf kapitaL tebaL pada huruf H,R,D dan MAN. Jika diartikan HRD itu 'Human Resourch DeveLopment', bagian Sumber Daya Manusia di perkantoran. Dan MAN berarti 'orang/manusia'.
"Nah, ini panggiLan awaLnya dari Okan, terus Ken dan Krisna ikut - ikutan, akhirnya seLuruh GL termasuk para guru suka menyebut Pak Hardiman dengan sebutan 'Mr.HRD'." jeLas Rendra.
"Trus kamera CCTVnya?"
"Itu cuma iseng doang. Terinspirasi gaya penyeLidikan poLisi Amerika yang kasusnya pernah saya baca. Mereka seoLah udah tau semua haL tentang si penjahat. FinaLy (akhirnya), maLah penjahatnya yang ngaku karna dia ngerasa udah terdesak, percuma juga mengeLak kaLau bukti udah banyak. Haha. Tapi d GL ada sih CCTVnya." =>muLai ketauan badungnya
"Hahaha. Tadi saya nervous." gw mengaku.
"Yah, beginiLah sehari - hari. Orang berpikir jadi guru tuh gampang, tapi nyatanya yaa Tiara bisa rasain sendiri kan?"
"Hu'umh.."
"That's why they are caLLed as parent in schooL. (ItuLah kenapa mereka disebut 'orangtua di sekoLah'.). Sayangnya Pak Broto cuma tau disipLin, dan peningkatan kuaLitas akademik. Makanya kami sering berdebat." Rendra meLirik jamnya. "Gak terasa udah jam tiga Lebih."
"KaLau begitu, saya puLang duLuan yaa, Sir." gw pamit.
Rendra meLambaikan tangannya saat gw meLangkah untuk puLang.
Gw meLirik ke kanan, ke meja Tirta. Di sana ada satu pot bunga putih Lagi. Carnation. Cantiik.. Gw meLangkah, berpapasan dengan Tirta di pintu ruang guru.
"Thanks for today." kata gw serius. Tirta cuma membaLas dengan seLengkung senyum. Dan kaLi itu, kaLi pertama gw Liat Tirta senyum. :)
Senyumnyaaa.. FamiLiar..
Tirta mempercepat Langkah ke mejanya. Gw meLirik, meLihat Tirta membaca pesan di kartu yang Lagi - Lagi berwarna biru. Seperti deja vu, Tirta meremas kartunya dan membanting kasar pot dari fLorist itu ke tong sampah depan ruang guru.
Orang aneh..
*****
03.11 PM. Out of GL
Gw meLangkahkan kaki menuju jaLan raya. GL Letaknya agak masuk ke daLam, ke arah jaLan kompLek perumahan. Ada kaLi keciL di depan GL. Beberapa tukang tanaman berjejer rapi sepanjang jaLan. Pohon besar ada di samping kanan gerbang besi tinggi berwarna hitam berpadu emas seperti ujung tombak. Daunnya berguguran membuat tumpukan permadani kecokLatan takberaturan di tanah.
WaLaupun ke arah kiri atau kanan kita bakaLan nemuin jaLan raya, tapi hari ini gw mau coba Lewat jaLan kanan, memotong jaLan.
SemiLir angin menggoyangkan rambut gw yang berantakan. Sepertinya gw bakaLan kena fLu. -,-
Anehh.. Perasaan gw gak enak. BuLu Leher gw merinding, tertiup angin. Sayup - sayup gw mendengar suatu suara, tapi gw gakmau nengok.
Come on Tiaraa.. Lo sekarang udah jadi guru. Be brave! Lagian mana ada hantu siang hari.
Gw meLewati jembatan, jaLan raya jaraknya sekitar 100meter Lagi.
*Diiiiddd*
Suara kLakson motor
Pengendaranya membuka heLm. "Bareng gak?". Dan orang TengiL menyapa gw. "Tapi bayar." tambahnya sebeLum gw menjawab.
Ongkos darimana? KLo gw beLum gajian yaa mending jaLan. Gw menggeLeng. "Makasiihh.. Gw Lagi penghematan, gak bisa bayar ojek duLu."
"Hahaha.. Yasudah. Byee.." Tirta pun menggas motornya, menganggap omongan gw td cuma bercandaan. =>padahaL emang Lg penghematan.
"Fiuuhh.." gw mengheLa nafas.
"Aww.." satu suara datang dari arah beLakang.
"Kamuuu?!" Gw menatap seseorang didepan gw.
***** KELAS KHUSUS, Absen #18, To Be Continue *****
23:21 WIB. GeLetakan d Kasur. SHA-NDYA.
"Hachiihh.."
jeda..
"Hachiiihhh.." =>bersin
Oke, sebenernya yg fLu bukan Tiara, tp gw. Ahaha
Ini penyakit ke-2 gw after sang cacar sesion 2. Cukup sudah 'Cinta Fitri' yg punya banyak sesion.
WeLL.. WeLL.. Gw dag dig dug jedar jeder, bentar Lagi tgL 7 Mei 2012. Thats meaaannn.. UAN eSDetinggaL ngitung hari, gak sampe 20jari deh, gw harus fight berjuang ngajarin para bocah.
Mohon doa restu yaa, semoga my reaL students pada LULUs UAN dengan hasiL yg memuaskan.
FYI, nama bocah - bocah itu adaLah ARYA 'sLaLu ceria', JUNITO 'ketawa', JAFAR yang maunya sepaket jadwaL Les barengan ADAM, daaaannn.. KIM a.k.a M.ADITYA S yang tiap gw ngajar minta dibikinin soaL.
GANBATE!!
:') :') :') AsLi.. Gw terharu.. Dikit Lagi kredibiLitas gw sebagai 'Miss Dosen' bakaLan dihisab. *Eeaaa*
Mohon doa restu yaa.. (^,^)
O:) SHAmi wiNDYA
Comments (0)