"Got It! (Dapat!)" Tirta meninju peLan bahu Rendra. "Gw tau siapa peLakunya dan motif dia ngambiL buku piket." kata Tirta yakin.

***** KELAS KHUSUS, Absen #18 *****
02.19 PM. GREEN LEAF INT. SHS. MUTIARA  SANDRINAKIANO.

BeL puLang sekoLah sudah berbunyi empat menit LaLu, sekarang meja piket sudah dipenuhi oLeh ratusan orang murid GL yang ingin cepat puLang. Tirta dengan santai duduk di bangku piket, memperhatikan satu persatu murid yang menggesek kartu di mesin absensi. Dari sini tanpa sengaja gw meLihat Friska masih Lesu, tapi disampingnya ada seseorang yang sedang berusaha menghiburnya.

"Anak ituu.." kata gw peLan.

Tirta menengok ke arah gw, LaLu mencari objek garis Lurus kemana tatapan gw terarah. Tirta membetuLkan posisi duduknya, tak menghiraukan siswi - siswi yang berLama-Lama absen di meja piket berebut perhatian Tirta.

"He so cutee.." bisik seorang siswi. Gw maLes tau siapa yg nyeLetuk, paLing-paLing ABG LabiL yang matanya minus parah yg biLang 'T'irta = 'T'ampan.
*masihgakmaumengakuiTIRTAemangTAMPAN* :p =>waLaupun gantengan RENDRA

"Ehm.. Cepetan dong absennya." kata siswi Lain. Perhatian gw teraLih. Jessica. Siswi sebeLumnya menyingkir, memberi kesempatan Jess absen puLang.

*Bip.. Bip.. Bip..*
Komputer mengeLuarkan suara peringatan sesaat seteLah Jess absen.

"Ohh.. GREAT! (HEBAT!) Disaat gw harus Les kenapa jadi begini?! What an unLucky day. (Betapa gak beruntungnya hari ini). " Jess tampak kesaL menatap tuLisan peringatan di Layar komputer berposisi miring 45derajat menghadap depan meja piket. Kini murid - murid Lain menatap komputer 1 dengan tatapan heran.

UNREAD!
(TIDAK TERBACA)

"Hi, Jess.." Sapa Tirta dengan suara semanis mungkin. "Wow, sound you got a probLem with your absent card. Okay.. Maybe you can sit there, we'LL heLp you soon. (Sepertinya kamu dapat masaLah dengan kartu absenmu. BaikLah.. Mungkin kamu bisa duduk disana, kita akan membantumu segera.)"

"But I have to go to my course. (Tapi aku harus pergi ke kursusku.)"

"No.. No.. No.. Stay there! (Tidak.. Tidak.. Tidak.. Tetap disana!" kata Tirta tegas.

Tirta mengkLik tanda merah di komputer dan sekarang komputer kembaLi normaL. Gw rasa, mungkin rabu depan ABG ABG fans Tirta bakaLan mematahkan kartu mereka biar disuruh nunggu perbaikan kartu disamping meja piket. *curiga*

Beberapa saat kemudian Friska mendekati Jess. "What happened? (Apa yang teLah terjadi?)" tanya Friska pada Jess.

"Just a dumb card. (Cuma kartu bodoh.)" rutuk Jess.

Kayaknya Jess Lebih pantas masuk KeLas Khusus daripada Fajar atau ALfa. NyebeLin!. Friska menatap Tirta sekiLas tapi Tirta takpeduLi sedikitpun.

*Bip.. Bip.. Bip..*

"Hey! My card too!! (Kartuku juga)." kata siswa berkacamata, anak yang tadi memberitahuku bahwa Jess pingsan.

"So, both of you stay here. (jadi, kaLian berdua tetap disini.)" kata Tirta.

"But me and Friska want to.. (Tapi aku dan Friska mau..)"

"It's okay, Ben. You can take me home next time. (Gak apa apa, Ben. Kamu bisa mengantarku puLang Lain kaLi.)" Friska menatap Ben. Ruben, nama yang kuLirik dari kartunya. LaLu dia menepuk bahu Jess dan meLenggang pergi. Ruben meLirik pasrah pada Friska dan berdiri kesaL disamping Jess.

SeLang beberapa menit Tirta mengajak Ruben dan Jess ke ruangan Rendra. Keduanya berpandangan bingung, tapi takbisa mengeLak.

*****
02:28 PM. RENDRA'S ROOM.

Gw menutup pindu geser ruangan Rendra yang bergaya Jepang.

"Sit down pLease. (SiLakan duduk)." kata Miss Lexa yang ternyata sudah ada di sana Lebih duLu. Ia duduk di bangku tamu Pak. Broto.

Ruang guru sudah muLai sepi, hanya ada beberapa guru yang sedang merapikan tas untuk bersiap puLang. Untungnya hari ini Mr. Subroto sedang ada keperLuan di Luar GL. Rendra menggeser satu bangku kesampingnya, untuk gw. :D *natap Rendra penuh maksud, hihi*. Dan parahnya, Tirta ikut - ikutan menggeser tempat duduknya diantara gw dan Sang Pangeran Tampan. -,-" *emosi*

Oke.. Harus profesionaL..

"Ehm.. Kartu absen kaLian saya jamin besok sudah normaL. Tapi, kaLian harus jawab pertanyaan kami dengan jujur." Kata Tirta tetap tenang. Sementara gw gugup, jadi narik satu kertas HVS kosong dari printer Rendra dan mencorat coret dengan gambar abstrak memakai pinsiL di meja Rendra.

"Dimana kaLian waktu istirahat pertama?" tanya Tirta to the point (Langsung ke inti).

"Saa.. Sayaaa.." Jess menunduk, menghindari tatapan Tirta. "Di UKS sama Miss ALexa."

"Kamu?" Tirta mengaLihkan tatapannya pada Ruben.

Ruben terdiam sejenak, "Saya kasih tau Miss Tiara, Jess pingsan."

"After that? (SeteLah itu?)"

"Eehhmm.." Ruben terdiam Lagi, menggosok hidungnya sebeLum menjawab. "Canteen ofcourse. (Kantin pastinya)."

"Jess tau gak ada siapa aja di UKS tadi?" tanya Lexa pada Jess.

"Miss Tiara, juga Fabian dan Eky." jawab Jess refLek.

"Eehh.." gw teringat sesuatu.

"Jess.. Did you reaLLy fainted? (Apa tadi kamu benar - benar pingsan?)." ALexa berkata Lembut pada Jess.

"IyaaLah, Miss." kata Jess ngotot.

"U're Lying. (kamu sedang bohong)." ceLetuk Lexa.

"Nggak kok!"

"Tapi kan, sewaktu kamu siuman pinsan, cuma ada saya, Eky dan Fabian di UKS. Miss Tiara sudah kembaLi ke meja piket. BeLiau cuma sebentar Lho di UKS, itu sebeLum kamu siuman. Mana bisa orang pingsan tau kejadian di sekitarnya seLama dia pingsan. So? (Jadi?)."

"I'm so sorry (maafkan saya)." kata Jess peLan. "Minggu LaLu, di jam peLajaran bioLogi, tanpa sengaja saya memecahkan geLas takar. Percobaan ingenhause saya gagaL, jadi Mr. Baha minta saya ganti uji coba. Saya disuruh membuat Laporan peneLitian enzim pertumbuhan tanaman sebagai pengganti niLai. DeadLine(batas akhir)nya hari ini. UnfortunateLLy, i haven't done the taks (sayangnya, saya beLum menyeLesaikan tugasnya). Saya terpaksa harus boLos supaya Laporan saya bisa saya serahkan di jadwaL seLanjutnya." Jess akhirnya mengaku saLah.

"And you? Why did you said Jess faint? (Dan kamu? kenapa kamu tadi biLang Jess pingsan?)"

"Yaa karna saya Liat Jess pingsan."

"Yaa.. And thanks you didn't teLL that i was pretending. (Terimaksaih kamu gakmemberitahu bahwa aku tadi Lagi berpura pura pingsan)."

"Okee.. Okee.. Stop main mainnya. Sekarang buku piket dimana, Ben?" kata Tirta dengan gaya khasnya : TENGIL.

"Maksud Mr apa?"

"Hari ini kaLian berdua tertangkap kamera CCTV meLakukan peLanggaran. Jessica sudah mengaku saLah, sekarang giLiran kamu mengaku."

"hahaha.." Ruben tertawa sinis menatap meja.

"Look at me (Lihat saya).." kata Tirta. Tapi Ruben menoLak.

"Beberapa hari LaLu, kamu buat peLanggaran juga kan. Seminggu sebeLum Miss Tiara datang, kamu kepergok Mrs. Mayang sedang merokok d Lingkungan GL. Ditambah Lagi, kita sempat adu argumen di Lapangan indoor. Jadi kamu pasti berpikir, kaLau buku Laporan piket kamu ambiL, gak akan ada bukti untuk membuat poin peLanggaran di rapor kan?"

"Tapi kan saya sudah dapat hukuman, saya sudah d skorsing seLama tiga hari. Buat apa saya ambiL buku itu?"

"Hahaha.. ALasannya bukan itu. Tapi Tirta kan target kamu?" Rendra angkat bicara. "Seminggu LaLu, sewaktu kejadian keributan, kamu biLang 'Liat aja nanti!' ke arah Tirta dengan kesaL. So.. It's the time. (Jadi, iniLah waktunya.). Dengan hiLangnya buku piket, kamu beranggapan, Tirta pasti disaLahkan karna kecerobohannya. Tapi kamu saLah.."

"SaLah?" Ruben menatap Rendra bingung.

"Yaa.. Saat itu Miss Tiara yang ada di meja piket. Jadi hiLangnya buku piket menjadi tanggungjawab beLiau. Bencimu membuat orang Lain yang kena dampaknya. Kamu puas sekarang?" kata Rendra.

"That's not the right reason. He's not just anoying, he's jerk!" Tatap Ruben sinis pada Tirta. "He made my precious Friska cried, and he don't feeL any regret. What kind of man! Huh!! (Itu bukan aLasan sebenarnya. Dia bukan cuma menyebaLkan, dia bajingan! Dia sudah membuat Friskaku tersayang menangis, dan dia gak sedikitpun ngerasa bersaLah.)"

"Hahahahahaha.. Lucuu.. Jadi gara - gara itu. Terus kaLau sekarang saya terima pernyataan cinta Friska gimana? Kamu senang?"

Hening..

"KaLaupun saya terima, kamu akan Lebih menyesaL, Ben. Yaahh.. Apapun aLasannya, yang pasti kamu sudah meLakukan peLanggaran."

Rendra mengeLuarkan sesuatu dari baLik mejanya. Buku bersampuL merah. BUKU PIKET! =>padahaL tadi so'so' nanya Ruben. -,-

Fhiiuuhh.. Gw seLamaattt.. Hehehehehe..
Aahhh.. My priiinnceeee... *mata berbinar*

"Yasudah.. Bukti sudah ada. Saksi sudah ada. Sekarang.. TinggaL tunggu pengakuanmu saja." Rendra mengusap usap buku piket di mejanya.

"Ben.." kata gw peLan. "For next time, try to be brave man. I know it's just your emotion. (Untuk seLanjutnya, cobaLah jadi pria pemberani. Saya tau, ini cuma karna kamu emosi.)"

"I'm so sorry. (Saya menyesaL. Saya minta maaf.)" katanya.

"Sekarang kaLian boLeh puLang. Anggap aja ini cuma hiburan." Tirta tampak serius.

"Thank you very much, Sir, Miss.." kata Jess dan Ruben. Keduanya bangkit dari 'kursi terdakwa', LaLu meLangkah keLuar ruangan Rendra.

Gw menyikut peLan perut Tirta. "Gak masuk poin peLanggaran?" kata gw sewot. "Seriusan? Aahh.. PadahaL udah pusing seharian."

"Emangnya semua peLanggaran harus berakhir dengan hukuman? Biarin aja sementara ini mereka mikir masing - masing, biar sadar. Yeeahh.. Kejadian hari ini Lumayan kan guys buat hiburan? Ahahaa.." Tirta meLirik Rendra dan Lexa, mencari persetujuan. Keduanya sibuk masing - masing, terutama Lexa yang mencomot kue cookies di meja Rendra.

"Bentaarr yaa.. KLo mau puLang pada duLuan aja. Pokoknya thanks for today." Tirta mengedipkan mata kanannya. Ia setengah berLari ke Luar, sayup - sayup gw dengar dia menyebutkan nama seseorang. "Heeii.. Wait.. Rubeenn! (Heeii.. Tunggu.. Rubeenn!)"

Mau apa Lagi c itu anak?

"Haahhh.. Jadi besok gw tinggaL santai deh. Case cLose (kasus ditutup.)" Lexa bangkit, membawa kue box Rendra. "Have nice day you guys. Gw puLang duLuan yaa." katanya ceria. Gw tersenyum meLambaikan tangan.

"Itu ketemu dimana?" tunjuk gw ke buku piket.

"Oh.. Mr. HRD yang nemuin." kata Rendra.

"Mr. HRD?" gw bingung. "bukannya 'HRD' kepercayaan Pak Broto itu Mrs. Rita yaa?"

"Hahaha.. Mr. HRD itu Pak HaR-Di-MAN, saLah satu office boy GL." Rendra mengambiL kertas yg tadi gw corat coret, gantian dia menuLis sesuatu di sana.

HaR-Di-MAN

Dia menuLis huruf kapitaL tebaL pada huruf H,R,D dan MAN. Jika diartikan HRD itu 'Human Resourch DeveLopment', bagian Sumber Daya Manusia di perkantoran. Dan MAN berarti 'orang/manusia'.  

"Nah, ini panggiLan awaLnya dari Okan, terus Ken dan Krisna ikut - ikutan, akhirnya seLuruh GL termasuk para guru suka menyebut Pak Hardiman dengan sebutan 'Mr.HRD'." jeLas Rendra.

"Trus kamera CCTVnya?"

"Itu cuma iseng doang. Terinspirasi gaya penyeLidikan poLisi Amerika yang kasusnya pernah saya baca. Mereka seoLah udah tau semua haL tentang si penjahat. FinaLy  (akhirnya), maLah penjahatnya yang ngaku karna dia ngerasa udah terdesak, percuma juga mengeLak kaLau bukti udah banyak. Haha. Tapi d GL ada sih CCTVnya."  =>muLai ketauan badungnya

"Hahaha. Tadi saya nervous." gw mengaku.

"Yah, beginiLah sehari - hari. Orang berpikir jadi guru tuh gampang, tapi nyatanya yaa Tiara bisa rasain sendiri kan?"

"Hu'umh.."

"That's why they are caLLed as parent in schooL. (ItuLah kenapa mereka disebut 'orangtua di sekoLah'.). Sayangnya Pak Broto cuma tau disipLin, dan peningkatan kuaLitas akademik. Makanya kami sering berdebat." Rendra meLirik jamnya. "Gak terasa udah jam tiga Lebih."

"KaLau begitu, saya puLang duLuan yaa, Sir." gw pamit.

Rendra meLambaikan tangannya saat gw meLangkah untuk puLang.

Gw meLirik ke kanan, ke meja Tirta. Di sana ada satu pot bunga putih Lagi. Carnation. Cantiik.. Gw meLangkah, berpapasan dengan Tirta di pintu ruang guru.

"Thanks for today." kata gw serius. Tirta cuma membaLas dengan seLengkung senyum. Dan kaLi itu, kaLi pertama gw Liat Tirta senyum. :)

Senyumnyaaa.. FamiLiar..

Tirta mempercepat Langkah ke mejanya. Gw meLirik, meLihat Tirta membaca pesan di kartu yang Lagi - Lagi berwarna biru. Seperti deja vu, Tirta meremas kartunya dan membanting kasar pot dari fLorist itu ke tong sampah depan ruang guru.

Orang aneh..

*****
03.11 PM. Out of GL

Gw meLangkahkan kaki menuju jaLan raya. GL Letaknya agak masuk ke daLam, ke arah jaLan kompLek perumahan. Ada kaLi keciL di depan GL. Beberapa tukang tanaman berjejer rapi sepanjang jaLan. Pohon besar ada di samping kanan gerbang besi tinggi berwarna hitam berpadu emas seperti ujung tombak. Daunnya berguguran membuat tumpukan permadani kecokLatan takberaturan di tanah.

WaLaupun ke arah kiri atau kanan kita bakaLan nemuin jaLan raya, tapi hari ini gw mau coba Lewat jaLan kanan, memotong jaLan.

SemiLir angin menggoyangkan rambut gw yang berantakan. Sepertinya gw bakaLan kena fLu. -,-

Anehh.. Perasaan gw gak enak. BuLu Leher gw merinding, tertiup angin. Sayup - sayup gw mendengar suatu suara, tapi gw gakmau nengok.

Come on Tiaraa.. Lo sekarang udah jadi guru. Be brave! Lagian mana ada hantu siang hari.

Gw meLewati jembatan, jaLan raya jaraknya sekitar 100meter Lagi.

*Diiiiddd*
Suara kLakson motor

Pengendaranya membuka heLm. "Bareng gak?". Dan orang TengiL menyapa gw. "Tapi bayar." tambahnya sebeLum gw menjawab.

Ongkos darimana? KLo gw beLum gajian yaa mending jaLan. Gw menggeLeng. "Makasiihh.. Gw Lagi penghematan, gak bisa bayar ojek duLu."

"Hahaha.. Yasudah. Byee.." Tirta pun menggas motornya, menganggap omongan gw td cuma bercandaan. =>padahaL emang Lg penghematan.

"Fiuuhh.." gw mengheLa nafas.

"Aww.." satu suara datang dari arah beLakang.

"Kamuuu?!" Gw menatap seseorang didepan gw.

***** KELAS KHUSUS, Absen #18, To Be Continue *****
23:21 WIB. GeLetakan d Kasur. SHA-NDYA.

"Hachiihh.."

jeda..

"Hachiiihhh.." =>bersin

Oke, sebenernya yg fLu bukan Tiara, tp gw. Ahaha
Ini penyakit ke-2 gw after sang cacar sesion 2. Cukup sudah 'Cinta Fitri' yg punya banyak sesion.

WeLL.. WeLL.. Gw dag dig dug jedar jeder, bentar Lagi tgL 7 Mei 2012Thats meaaannn.. UAN eSDetinggaL ngitung hari, gak sampe 20jari deh, gw harus fight berjuang ngajarin para bocah.

Mohon doa restu yaa, semoga my reaL students pada LULUs UAN dengan hasiL yg memuaskan.

FYI, nama bocah - bocah itu adaLah ARYA 'sLaLu ceria', JUNITO 'ketawa', JAFAR yang maunya sepaket jadwaL Les barengan ADAM, daaaannn.. KIM a.k.a M.ADITYA S yang tiap gw ngajar minta dibikinin soaL.

GANBATE!!

:') :') :') AsLi.. Gw terharu.. Dikit Lagi kredibiLitas gw sebagai 'Miss Dosen' bakaLan dihisab. *Eeaaa*

Mohon doa restu yaa.. (^,^)

O:) SHAmi wiNDYA
"Jadi gimana?? Siapa peLakunya??" gw penasaran. 

***** KELAS KHUSUS, Absen #17 ***** 
01:43 PM, MEJA PIKET GREEN LEAF INTERNATIONAL HIGH SCHOOL. MUTIARA SANDRINAKIANO. 

Rendra menggeser posisinya, sementara Tirta mengambiL aLih kursi paLing pinggir. Mukanya serius menatap Laci meja piket. Ia meLirik jam tangan ditangan KANANnya, haL yang agak unik, biasanya orang - orang kan pakai jam tangan di tangan kiri. 

"Masih ada waktu." kata Tirta serius. 

*Drrttt*Tirta membuka Laci meja piket dan mengeLuarkan sesuatu dari daLamnya. Sebuah bungkusan kotak putih bergambar kemasan buLat merah muda dan ungu. 

=GOLDEN PIE= 
Clasic Taste 

Gdubrak! (-,-) Gw kira apa. Tirta maLah ngeLanjut membuka kue bertabur guLa yang Lapisannya mirip kuLit roti croisant. Haaa.. Diwaktu kayak gini masih sempat ngemiL. GembuL. 

"ToLong kasih tau gimana kronoLoginya sebeLum bukunya hiLang, Tiara." Rendra angkat bicara. Dia menatap gw serius. Dan gw pun bercerita. 

"Saya gak tau, Sir (Pak). Yang pasti, tadi di sini rame, anak - anak pada mau masuk keLas. Tiba - tiba ada satu anak Laki - Laki yang datang, biLang kaLau Jessica pingsan. Saya ke Lapangan indoor, tapi ternyata Jess dibawa ke UKS, dan ada ALexa di sana jagain Jess." 

"SeLain itu tadi pagi ada kejadian apa Lagi?" tanya Rendra. 

"Ken CS (dan kawan - kawan) ketangkap Mr. Baha meLompati dinding kantin. Late. Again and again. (TeLat. Lagi dan Lagi.)." terang Tirta sambiL menunduk. 

*Trrrttt..* SMS masuk ke handphone gw. 

FROM : 'T' for TENGIL! :p (+6285007101990) 
Today, 1:48 PM 
TEXT : Bisa ke TKP sekarang, L? 

Gw meLirik Tirta yang menghabiskan sepotong kue ditangannya. Rendra membuka kacamatanya dan menggosok - gosok Lensa dengan tisu yang ada d samping komputer. 

"Ini saLah kirim? Buat Miss Lexa kan yaa?" gw menunjukan pesan singkat di handphone gw poLos. 

Tirta meLirik handphone gw. 
"Apa - apaan?! Nick name gw kok aneh gitu?!" Tirta protes. 

"Eh, fitnah banget kaLo gw nuLis 'T' for TAMPAN." jawab gw sinis menarik handphone gw sebeLum direbut Tirta. 

"Oo.. Yeah?? Someday u gonna write that. (Masa?? Suatuhari Lo akan nuLis itu.) PLus (ditambah) emoticon senyum atau tanda Love di phonebook Lo." 

"Gak akan!" 

"Akan!" 

"Nope! (Nggak!)" 

"WiLL be! (Akan!). Ganti sekarang!" 

"STOOPP!! Okeeii.." Rendra menengahi. "Oke, biar Saya yang sms Lexa." Rendra mengambil handphonenya. 

"Kok Gw? Ada apa?" Miss ALexa datang dari arah beLakang. 

"Lexaaaaa.." Tirta meLirik Lexa seoLah mendapat bantuan. 

"Mau caritau siapa yang ambiL buku piket." JeLas Rendra tampan. Dia memberi isyarat supaya kami saLing mendekat. MenempeLkan satu teLunjuknya di bibir tanda 'diam' untuk menjaga rahasia obroLan kami berempat. 

"Cukup gitu waktunya? Sebentar Lagi jam puLang." 

"Cukup.. Cukupp.." Tirta yakin. Dia menyimak obroLan sambiL sesekaLi memasukan kue ke daLam muLutnya. 

"Minggu - minggu ini ada kejadian aneh apa yaa?" Tanya Rendra. 

"Seperti biasa, yang gw tau dari obroLan guru - guru, murid KeLas Khusus banyak yang teLat. Tommy berdebat kemarin sama Mr. RamLan tentang teori manusia purba. Rio aLpa. ALfa adu argumen dengan Charice di keLas sosioLogi sampai ganggu KBM (kegiatan beLajar mengajar)." Tirta memberi informasi. 

"Rio aLpa terus dia berdebat dengan Charice?" 

"Bukan. Rio itu Rio. ALfa itu ALfa. Nih yaah.. Rio kagak masuk keLas tanpa keterangan, disebutnya ALpa. Nah ALfaa.. Pake 'F', itu ALfa Regiina, Ren, yang beberapa waktu LaLu bikin Miss Lastia nangis." kata Tirta. 

Miss Lastia?? Ohh.. Cerita horor Rendra itu yaa??Seketika gw teringat cerita Rendra tentang guru fisika yang mengundurkan diri karna gaktahan dengan kenakaLan murid GL. Jadi ALfa peLakunya?? ALfa Regiina murid pintar yang pendiam itu?? 

"Eh, bukannya Tirta juga bikin anak IPA nangis yaa?" ceLetuk gw. "Yang insiden cokLat ituu." 

"Ada Lagi, Ta? Bukannya waktu senin sewaktu Lo noLak anak keLas XII yang indo Jerman Lo ngakunya udah nikah, punya anak tiga?" seLidik ALexa. 

"SudahLaahh.. Jangan bahas cinta. Itu kan gak masuk daftar Laporan mingguan kan." Tirta berkata dengan gaya tengiL. 

"Jess.. Jess itu yang kemarin temennya siswi yang Tirta buat nangis kan?" gw mengingat - ingat kejadian kemarin. 

"Gw baru inget!" Kata Lexa. "Ada sesuatu yang aneh sewaktu dia pingsan." 

"Apa?" Rendra menggeser tempat duduk Tirta. 

"As i know (setauku), kLo orang pingsan itu apaa yaa.. Pokoknya benar - benar gaksadarkan diri. Yang aneh, tadi Leher Jess seperti ada gerakan haLus seperti gerakan tenggorokan meneLan sesuatu. SeLain itu keLopak mata menunjukan boLamatanya bergerak." 

"PanggiL Jess sekarang." Rendra mengambiL kesimpuLan. 

"Tunggu sebentar." Tirta mengerutkan aLisnya. Kini aLisnya makin tegas, tebaL, seperti barisan tentara semut yang siap berperang. "Tiara, masih ingat gimana ciri murid yang mengabarkan Jess pingsan tadi?" 

"Sedikit. Yang Gw ingat, dia pakai kacamata. Rambutnya pendek." 

"Warna bingkai hitam? ModeL mirip kacamata Rendra?" tanya Tirta Lagi. 

"Ya." gw mengiyakan. 

"Rambutnya agak keriting kan?" 

"Tepat!" Gw sekarang jadi bingung. Rendra juga Lexa menatap aneh Rendra. 

"Hahaha.. BriLian, Ren! Input Laporan piket harian yang Lo saranin emang Lebih efektif. Sayang bokap Lo beLum setuju." Tirta meLihat komputer meja piket dan muLai mengutak - atik sesuatu disana. "Eehh.. Ini gimana, gw bingung cara pakenya." Tirta meminta bantuan pada Rendra. LaLu Rendra mengambiL aLih mouse memberitahu Tirta beberapa kode yang gak gw pahami sambiL teLunjuknya menyusuri Layar monitor. Tirta mengangguk - angguk tanda mengerti. 

"Anak pintaarr.." goda Rendra pada Tirta. 

"Maksudnya yang Pak Broto gak setuju apa?" Gw berbisik ke Miss ALexa mencari tahu apa yang Tirta obroLkan pada Rendra sebeLumnya. 

"Akhir semester LaLu Rendra menyarankan Laporan piket dibuat secara harian. Guru piket, seteLah puLang sekoLah wajib untuk memasukan Laporan piketnya ke Laporan di komputer, jadi setiap akhir buLan tinggaL di cek uLang aja. Tapi Mr. Broto gak setuju, beLiau maunya input diadakan seminggu sekaLi yang ngeinput datanya yaa guru BP. Rendra berpendapat, input data harian keLiatannya emang ribet, tapi justru Lebih efisien, karna setiap saat ada data peLanggaran dan kejadian harian yang bisa diLihat atau search d komputer yang dituLis guru piket, jadi guru - guru bisa tau karakter murid, dan bagian BP tinggaL evaLuasi." ALexa muLai mencomot biskuit di meja piket, sementara Tirta anteng mengutak - atik komputer. 

"Seingat gw, kejadiannya beberapa hari sebeLum Tiara datang di GL. Semoga data yang gw cari udah dituLis di Laporan komputer." Jari Tirta semakin cepat berpindah, dari mouse ke keyboard, matanya berpindah antara monitor dengan tomboL huruf yang harus ia tekan. "Nomor induknyaa.. Hmmm.." beberapa detik berLaLu sejak Tirta memasukan empat digit angka. 

Gw meLirik jam tangan, sekarang hampir jam dua siang. 

"Got It! (Dapat!)" Tirta meninju peLan bahu Rendra. "Gw tau siapa peLakunya dan motif dia ngambiL buku piket." kata Tirta yakin. 

***** KELAS KHUSUS, Absen #17. To Be Continue.. ***** 

22:32 WIB. Ruang Tamu.Segini duLu yaa.. :D 
Perhatiannya Lg teraLihkan sama 'Kungfu HustLe' sama goyang Tari Peps*dent. 
NgeLiat cwe bisunya ketemu Lagi sama jagoannya pas udah dewasa, gw jadi inget AKUA. *ngareptingkatATHENA* :p 

Anyway.. Akhir - akhir ini Lagi gak mood ngetik. Tapi Akhirnya dengan semangat setengah isi, ini Absen#17 jadi juga. 

Oia, nomor Tirta gw pubLish. ;) *wink* 

SiLakan deh nebak - nebak siapa peLakunya dan apa motif dia ngambiL buku piket. Nanti kasih tau yaa siapa dia. Hoho.. 

O:) SHA-NDYA